tirto.id – Ada momen menarik saat Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah. Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terlihat bersama saat agenda panen raya di Desa Lejer, Kecamatan Ambal, Kebumen, Kamis (9/3/2023). Prabowo dan Ganjar terlihat saling tertawa sambil menemani Jokowi di tengah sawah.

Sikap Prabowo dan Ganjar bersama Jokowi tentu menarik. Hal ini tidak lepas dari keduanya sebagai tokoh potensial sebagai kandidat pada Pemilu 2024. Berdasarkan survei Populi Center periode 25 Januari hingga 3 Februari 2023 dengan total 1.200 responden, nama Ganjar dan Prabowo berada di 3 besar. Ganjar peringkat pertama dengan angka 19,8 persen, sementara Prabowo berada di peringkat kedua (17,1 persen).

Pemerhati politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, momen tersebut menjadi peluang munculnya duet Prabowo-Ganjar untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Ujang beranggapan, Prabowo sebagai bakal capres dan Ganjar sebagai kandidat cawapres merupakan pasangan yang ideal.

“Pak Prabowo punya pengalaman sebagai capres. Jadi, konstruksi yang ideal bisa saja Prabowo berdampingan dengan Ganjar. Artinya, Prabowo capres dan Ganjar sebagai cawapres-nya,” kata Ujang. Ujang yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) mengungkapkan alasan wacana bakal pasangan Prabowo-Ganjar ini. Ia melihat Prabowo sudah dua kali berpengalaman maju sebagai capres, sementara Ganjar belum pernah sama sekali.

“Bagus, positif dan menjadi sesuatu yang rasional saja. Karena, kan, survei juga mengatakan Prabowo-Ganjar dan Anies selalu masuk tiga besar,” ujarnya. Ia juga mengacu pada sejumlah survei bahwa Prabowo-Ganjar paling kuat dan cocok untuk bisa bersaing dengan sejumlah nama bakal capres dan cawapres lainnya. “Ini jadi kelebihan jika dipasangkan Prabowo capres dan Ganjar cawapresnya,” jelasnya. Terlebih, dalam “debut” Prabowo-Ganjar tampil bersama di Kebumen, Ujang menilai, Jokowi dekat dengan kedua tokoh tersebut.

Apalagi di beberapa kesempatan, Jokowi seperti mengindikasikan dukungan secara khusus bahwa 2024 adalah giliran Prabowo untuk menjadi presiden. “Dalam konteks restu Jokowi, kita tahu Pak Prabowo dekat dengan Jokowi, saat ini sebagai Menhan, artinya menjadi pembantunya Pak Jokowi di pemerintahan. Lalu, sama Pak Ganjar juga dekat,” tutur Ujang. Ujang menambahkan, kombinasi Prabowo-Ganjar juga menutup peluang untuk lebih dari dua paslon. Dengan demikian, ia menilai, Pemilu 2024 hanya diisi bakal paslon Prabowo-Ganjar dan Anies beserta wakilnya.

Sementara itu, analis politik sekaligus Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago tidak memungkiri kemungkinan Ganjar dan Prabowo akan dipasangkan dalam Pemilu 2024. Akan tetapi, ia menilai perlu ada dukungan Jokowi. “Saya kira duet Ganjar dan Prabowo mungkin saja terjadi jika itu memang keinginan Jokowi,” kata Arifki. Akan tetapi, Arifki menilai, masalah tidak sekadar mengawinkan kedua tokoh yang masuk dalam elektabilitas 3 terbesar itu. Ia justru menyebut, masalah terbesar adalah siapa yang sebaiknya menjadi bakal capres atau cawapres. Ia beralasan keduanya rumit untuk ditentukan. “Keduanya figur yang menonjol sebagai capres dan cawapres.

Dari dua tokoh ini bakal sulit menentukan siapa yang bakal menjadi capres dan cawapres. Prabowo yang menjadi cawapres atau Ganjar,” kata Arifki. Ia mencontohkan, Prabowo dituntut dengan pengalaman nyapres selama dua kali, yaitu pada 2014 dan 2019. Sedangkan Ganjar harus berkompromi dengan relawan yang mendorongnya menjadi bakal capres. Selain itu, skema Ganjar-Prabowo tentu sulit terwujud bila tidak muncul dari rencana Megawati Soekarnoputri. Ia mengatakan, bisa saja opsi yang muncul adalah Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Puan.

“Pertimbangan lainnya, posisi pemilih Ganjar dan Prabowo ini relatif sama atau pasangan ini bakal saling mengisi jika nantinya berduet sebagai capres dan cawapres. Pertanyaan itu harus terjawab dulu jika memang duet Ganjar-Prabowo atau Prabowo-[Ganjar] ini menjadi skema yang didorong pada Pilpres 2024,” kata Arifki. Arifki optimistis, duet Prabowo-Ganjar atau sebaliknya bisa mudah memenangkan Pemilu 2024 melawan kubu koalisi perubahan yang mengusung Anies Baswedan. “Itu mudah saja jika PDIP bagian dari koalisi ini. Namun, cerita bakal beda jika Ganjar maju lewat koalisi lain,” kata Arifki. Arifki mengatakan, di tengah kesulitan mana yang jadi capres dan cawapres, Prabowo mungkin lebih diuntungkan sebagai bakal capres karena sudah maju berkali-kali dalam pemilu sebelumnya.

Respons Gerindra dan PDIP

Partai Gerindra dan PDIP angkat bicara soal kemungkinan duet tersebut. Politikus Partai Gerindra, Habiburokhman malah berkomentar bahwa pertemuan ketiga tokoh mencerminkan kesejukan karena tampil ceria. “Suasananya tampak sejuk, rukun, dan guyub serta penuh keceriaan,” kata anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra ini, Jumat (10/3/2023). Habiburokhman menilai Jokowi adalah sosok pemimpin yang merangkul semua pihak. Ia berharap kenyamanan dan kekompakan seperti itu bisa terus dipertahankan pada tahun-tahun politik ini ke depan.

“Agar maayarakat juga menjadi tenang dan damai,” kata Habiburokhman. Perihal soal bakal capres dan cawapres dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), kata dia, menjadi kewenangan Prabowo dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin yang merupakan Ketum DPP PKB. “Terlepas dari hitung-hitungan kontestasi, situasi politik harus dibuat terus kondusif seperti di foto itu [kebersamaan Jokowi dengan Prabowo dan Ganjar],” kata Habiburokhman.

Sementara itu, Ketua DPP PDIP, Said Abdullah meminta publik untuk tidak menarik pertemuan Ganjar dan Prabowo sebagai manuver politik. Ia menegaskan bahwa hal itu adalah upaya untuk menyukseskan program kemandirian pangan di era Jokowi. “Pertemuan Presiden Joko Widodo, dengan Pak Prabowo dan Mas Ganjar kami maknai sebagai kerja pemerintahan untuk menyukseskan program kemandirian pangan nasional,” kata Said dalam keterangan tertulis pada Jumat (10/2/2023). Said menilai, posisi Ganjar yang mendampingi Jokowi hanyalah bagian dari agenda protokoler biasa. Menurutnya, justru aneh bilamana Ganjar tidak berada di samping Jokowi saat kunjungan kerja di wilayah yang dia pimpin.

“Jadi kami tidak mau berpikiran lebih jauh menyangkut soal Pilpres 2024,” jelasnya. Dia meminta masyarakat untuk tidak mengambil kesimpulan singkat terhadap foto kebersamaan Jokowi, Prabowo, dan Ganjar hanya semata untuk agenda politik. Menurutnya pertemuan tiga tokoh itu memiliki kepentingan yang lebih besar yaitu menyelamatkan kemandirian pangan nasional. “Program ini sangat penting sebab sebagian dari bahan pangan kita dipenuhi dari impor, padahal semua negara saat ini berkepentingan untuk mengamankan pasokan pangan masing-masing,” ujarnya.

Sumber

tirto