AKSARAJABAR- Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, Gubernur Anies Baswedan yang pamer foto sedang membaca buku berjudul ‘How Democracy Die’ sangat mungkin sedang menyindir pihak lain.
Menurut mantan Staf Khusus Ketua DPR RI itu, sindiran yang disiratkan Anies setelah diperiksa terkait kerumunan di rumah Rizieq Shihab itu mungkin merespon makin represifnya negara terhadap masyarakat sipil. Salah satunya aksi TNI yang mencopot baliho Rizieq Shihab, padahal pencopotan itu bukan wewenang TNI.
”Mungkin saja Anies sedang menyindir pihak lain atau sedang mencari jawaban dari buku mengapa demokrasi mati. Dan jika tidak dijaga, maka demokrasi bisa saja mati. Karena akhir-akhir ini, negara telah menggunakan TNI hanya sekedar untuk menurunkan spanduk HRS, itu menandakan bahwa demokrasi sedang dalam ancaman,” kata Ujang kepada Aksara Jabar, Selasa, 24 November 2020.
Peraih gelar Doktor Ilmu Politik dari Universitas Indonesia ini menjelaskan, demokrasi suatu negara bisa saja mati jika tidak dijaga oleh segenap komponen bangsa.
Mantan Wasekjen Dewan Pimpinan Pusat Wirakarya Indonesia ini menerangkan, suatu demokrasi mati diakibatkan oleh elit politik untuk mempertahankan dominasi kekuasaan. Demokrasi hanya mungkin bisa mati di tangan penguasa itu sendiri.
”Sedang dalam masa-masa suram. Jika demokrasi tidak kita jaga bersama, maka akan mati. Demokrasi bisa rusak dan mati, karena kelakuan para politis yang terpilih dalam pemilu. Mereka sengaja membunuh demokrasi untuk melenggengkan kekuasaannya,” pungkasnya. ***
Sumber
AKSARAJABAR
https://aksarajabar.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-991006070/usai-diperiksa-polisi-anies-pamer-baca-buku-kematian-demokrasi-pengamat-sebut-anies-sindir-rezim