NKRIKU – Tingginya kepercayaan publik kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI) dibanding kepercayaan kepada Kepala Negara sangat wajar terjadi di Indonesia.
Bagi pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, sejauh ini TNI merupakan institusi yang bersih. Terlebih, TNI juga tidak bermain politik.
“Wajar jika TNI menjadi institusi yang lebih dipercaya dibandingkan eksekutif. Selama ini TNI dengan rakyat dan tidak main politik karena dilarang UU dan lebih bersih dari institusi lain,” kata Ujang kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (27/9).
Hal itu berbanding terbalik dengan presiden. Selain dipenuhi dengan kebijakan politik, Istana Negara juga belakangan banyak disorot karena para pembantu presiden terlibat politik praktis, bahkan ada upaya kudeta partai yang diduga dilakukan orang dekat presiden, yakni Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko kepada Partai Demokrat.
“Kita tahu, di istana itu banyak masalah. Ada Moeldoko yang kudeta Demokrat, dan lain-lain,” tandasnya.
Dalam survei Indikator Politik Indonesia yang digelar 17 sampai 21 September 2021, kepercayaan masyarakat kepada TNI paling tinggi dibandingkan dengan institusi lain. TNI dipercaya 90 persen responden sedngkan 7 persen sedikit percaya.
Di posisi kedua, ada presiden dengan tingkat kepercayaannya 82 persen, 15 persen responden menyatakan sedikit percaya. Mengekor Polri dengn tingkat kepercayaan 71 persen, sedangkan 24 persen lainnya sedikit percaya.
Di sisi lain, partai politik paling buncit dengan 48 persen percaya, 37 sedikit percaya, 9 persen tidak percaya. Sisanya tidak menjawab. Survei ini dilakukan dengan melibatkan 1200 responden mengggunakan metode simple random sampling.
Survei ini memiliki toleransi kesalahan (margin of error) kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (RMOL)
Sumber