Jakarta (05/05) – Kondisi saat ini yang membatasi adanya pertemuan-pertemuan tidak serta merta memutuskan tali silahturahim Sivitas Akademika Universitas Al Azhar Indonesia. Melalui platform zoom, Universitas Al Azhar Indonesia mengadakan halal bihalal secara online dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Fitri 1441 H.
Kegiatan ini dihadiri dan dibuka oleh Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc., Ketua Umum Yayasan Pesantren Islam Al Azhar, Drs. Sobirin HS., Ketua Bidang Dikti, Diklat, dan Litbang YPI Al Azhar, Dr. Ir. Ahmad Husin Lubis, M.Sc., serta jajaran pengurus Yayasan Pesantren Islam Al Azhar dan Sivitas Universitas Al Azhar Indonesia lainnya. Rangkaian kegiatan ini juga memberikan Piagam Penghargaan serta Apresiasi Prestasi kepada Ir. Ahmad Juang Pratama, M.Sc., sebagai innovator Produk Kesehatan Alat Powered Air Purifying Respirator (PAPR). Tak ketinggalan pula Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH selaku Ketua Pembina YPI Al Azhar turut hadir sekaligus memberikan materi dalam kegiatan ini.
“Pandemi Covid-19 mengubah cara hidup kita menjadi lebih bersih, lebih memperhatikan kesehatan, lebih sering beruwudhu, lebih sering cuci tangan,” ujarnya.
Menurutnya, Bulan Suci Ramadhan yang disertai dengan adanya Covid-19 memberikan banyak evaluasi di seluruh bidang untuk melakukan tatanan kehidupan yang baru. Terutama dari segi kesehatan dan sosial-ekonomi, Covid-19 ini memberikan dampak yang sangat besar. Ia membandingkannya dengan gambaran kondisi di Eropa dan Amerika yang terdepresi saat terjadinya Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Bila ditelaah, sebenarnya kondisi kini dapat lebih mengkhawatirkan sebab bukan hanya dua benua saja yang dirugikan, namun sudah lebih dari 200 negara terdepresi kondisi perekonomiannya saat ini.
Bila dampak sosial-ekonomi seperti ini berlangsung lebih lama, maka bisa saja terjadi Perang Dunia III. Terlebih, kondisi negara Amerika saat ini yang sedang memburuk akibat berbagai protes dari masyarakatnya terkait isu rasisme. Sebagai negara yang memiliki kekuatan di dunia, maka ini perlu diperhatikan oleh negara-negara lainnya, tak terkecuali Indonesia. Momentum silahturahim seperti ini dapat digunakan untuk merancang apa yang harus dilakukan Indonesia dalam kepentingan nasional serta global. Namun bukan berarti pula merencanakannya dengan teologi perang, tetapi sesuai dengan ajaran Islam yang penuh kedamaian.
Berkenaan dengan kondisi terkini, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, SH mengaku sudah mengadakan pertemuan dengan Palang Merah Indonesia dan Dewan Masjid Indonesia bersama pengurus YPI Al Azhar lainnya untuk membahas kondisi the new normal. Dalam pertemuan tersebut diungkapkan bahwa transisi menuju new normal seharusnya bukan diawali dengan pembukaan toko-toko dan pusat perbelanjaan, melainkan dengan tempat ibadah. Menurutnya, pembukaan tempat ibadah dapat menjadi simbol bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berketuhanan.