JAKARTA – Edhy Prabowo, Menteri Kelautan dan Perikanan sebelumnya menjadi salah satu dari tujuh tersangka kasus dugaan suap terkait izin ekspor benih lobster.
Edhy yang juga sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra saat itu ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Bandara Soekarno Hatta pada Rabu 25 November 2020 dini hari saat kembali dari Honolulu, Amerika Serikat.
Edhy Prabawo bersama tersangka lainnya kasus tersebut kini mendekam di sel tahanan KPK. Sementara kursi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) dijabat sementara oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan.
Sejumlah nama disebut-sebut berpeluang menduduki kursi Menteri Kelautan dan Perikanan pengganti Edhy Prabowo. Dua orang di antaranya adalah Menteri KKP periode pertama kepemimpinan Jokowi, Susi Pudjiastuti dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.
Lalu, bagaimana peluang kedua tokoh tersebut ? Apa plus minus Susi maupun Sandiaga?
“Besar kecilnya peluang tentu bergantung Presiden Jokowi akan menekankan dari soal apa? Apakah dari asal partai atau kemudian melihat kompetensi?” ujar Pengamat Politik dan Direktur IndoStrategi Research and Consulting Arif Nurul Imam kepada SINDOnews, Selasa (1/12/2020).
Arif mengatakan, jika jabatan Menteri KKP sebagai bagian sharing politik, paling berpeluang adalah Sandiaga Uno karena kader Partai Gerindra. Sementara jika Presiden Jokowi mengutamakan profesional, kata Arif, tentu yang paling berpeluang adalah Susi Pudjiastuti karena memang profesional dan sudah teruji prestasinya.
“Sekali lagi soal peluang, bergantung Presiden melihat jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan ini sebagai sharing politik atau kemudian orang profesional murni,” ungkap Arif.
Menurut Arif, kelebihan Sandi karena tokoh Partai Gerindra. Apabila jabatan itu diberikan kepada Sandi maka Gerindra tidak kehilangan kursi di kabinet. “Kekurangannya, dia tidak sekompeten Susi Pudjiastuti dalam bidang perikanan dan kelautan,’ ujar Arif.
Sementara kelebihan Susi Pudjiastuti, kata dia, memiliki reputasi dan prestasi. Sehingga jika Susi yang diangkat sebagai menteri, kata dia, akan meningkatkan kepercayaan publik pada kabinet, terutama Menteri Kelautan dan Perikanan.
“Kelemahannya, Susi Pudjiastuti tak memiliki gerbong politik sebagai back up dalam kerja-kerjanya di kabinet,’ pungkas Arif.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengungkapkan Susi Pudjiastuti banyak didukung publik. ” Jagat medsos ramai dengan peluang dan akan comeback di KKP. Itu harapan publik,” ujar Ujang dihubungi SINDOnews secara terpisah.
Namun pada periode pertama Presiden Jokowi, Ujang membeberkan bahwa Susi didorong Megawati Soekarnoputri atau Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). “Nah karena tak punya back up politik, akhir di periode kedua kabinet Jokowi tak dijadikan menteri lagi. Itu artinya Jokowi tak lebih memilih Edhy Prabowo yang disorong Gerindra,” kata Ujang.
Apalagi, lanjut dia, Susi ketika menjadi menteri Kelautan dan Perikanan pernah ribut dengan Luhut Binsar Panjaitan (LBP). “Jadi walaupun didukung publik. Namun akan berat untuk jadi menteri kelautan dan perikanan lagi,’ tuturnya.
Sedangkan Sandi, kata dia, lebih berpeluang karena kader Partai Gerindra. “Asalkan Prabowo merekomendasikannya maka peluang itu lebih besar dari Susi. Kemungkinan dari Gerindra ke Gerindra lagi. Namun apapun itu, soal kabinet itu kewenangan Jokowi,” tuturnya.
Kelebihan lain Sandi, lanjut dia, berlatar belakang pengusaha. Dia memperkirakan Sandiaga akan langsung bisa fokus kerja jika ditunjuk menjadi pengganti Edhy Prabowo itu.
“Tak perlu risau dengan urusan dapur dan memperkaya diri. Kelebihan sebagai pengusaha kaya itu juga menjadi minusnya, karena rekan-rekan sesama pengusahanya dan kader-kader Gerindra yang jadi pengusaha akan meminta proyek kepadanya. Itu akan berbahaya,” katanya.
Adapun kelebihan Susi, kata dia, kerjanya sudah cukup bagus ketika jadi Menteri Kelautan dan Perikanan. “Minusnya, tak punya partai. Artinya tak punya back up politik,” tutur pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ini.
Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Mohamad Abdi Suhufan menilai Susi Pudjiastuti maupun Sandiaga Uno berpeluang menduduki kursi Menteri Kelautan dan Perikanan pengganti Edhy Prabowo.
“Ibu Susi dari kalangan profesional non-partai dan Sandiaga dari kalangan partai tapi berlatar belakang profesional. Keduanya juga disukai publik, tinggal tergantung user dalam hal ini Presiden Jokowi,” ujar Abdi.
Abdi menjelaskan, kelebihan Susi konsisten dan tegas, serta keberpihakan pada nelayan kecil. “Kekurangannya tidak terlalu populer di mata pelaku usaha perikanan dan politisi,” kata Andi.
Dia menuturkan, kelebihan Sandi punya pengalaman dan kemampuan bisnis serta ide kreatif. “Kekurangannya minim pengalaman di sektor perikanan, politisi parpol yang dikhawatirkan tersandera oleh kepentingan kelompoknya seperti Menteri Kelautan dan Perikanan sebelumnya,” tuturnya.
Sumber
SindoNews