Jakarta: Polemik Program Organisasi Penggerak (POP) turut menarik perhatian kalangan akademisi dari perguruan tinggi. Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Asep Saifuddin misalnya, ia memandang pelaksanaan POP Kemendikbud memang perlu ditunda, karena dinilai belum matang secara persiapan dan minim kajian.
Menurut Asep, tanpa kajian yang mendalam tentu akan lahir kebijakan yang tidak matang. Dari sini akan lahir konsep yang serba tanggung.
Akibatnya memunculkan ketidakpuasan. Dibungkus dengan dalih profesional apapun sama sekali tidak akan menutup kelemahan konsep tersebut.
Sumber: Medcom