Jakarta, Beritasatu.com – Calon presiden (Capres) di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 mendatang sudah mulai dibicarakan, survei elektabilas pun dilakukan sejumlah lembaga. Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo teratas dan Sandiaga Uno berpeluang asal berpasangan dengan yang berpengalaman di pemerintahan.
Dalam survei nasional evaluasi kebijakan dan peta politik masa pandemi Charta Politika dalam survei, Sabtu (17/8/2021) menempatkan Ganjar Pranowo di posisi teratas dengan elektabilitas 20,6 persen, Prabowo Subianto berada di posisi ketiga, artinya Menteri Pertahanan itu masih berpeluang maju sebagai capres. Sementara Sandiaga Uno, meski baru mencapai 7,7% namun sangat berpeluang asalkan berpasangan dengan calon yang berpengalaman di pemerintahan.
“Salah satu kluster yang menjadi sorotan untuk tokoh capres yang paling banyak mendapat simpati saat ini adalah Ganjar,” kata pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta Ujang Komarudin, Selasa (17/8/2021).
Ujang Komarudin yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) menyebutkan Ganjar belum resmi dipilih oleh partai politik. Kendaraan Ganjar memang dari PDI Perjuangan, namun partai kepala banteng moncong putih ini belum resmi menunjuk Ganjar, begitu pula dengan Sandiaga, belum ada lampu hijau dari Gerindra.
Ia menyebutkan peta perjalanan menuju Pilpres 2024 sebenarnya sudah akan dimulai pada tahun depan 2022 . Di mana sejak 20 bulan sebelum dilaksankan, Pilpres partai politik sudah mulai bergerak untuk mencari kandidat terbaik yang diusung partainya.
“Politik menuju Pilpres 2024 itu tidak lama, semua akan cepat dan dinamis, apalagi incumben tidak bisa berpartisipasi kembali dalam Pemilu 2024. Beberapa waktu terakhir pun, partai politik sudah mulai bergerak memperkenalkan sosok pimpinan partai mereka masing-masing,” ungkap Ujang Komarudin.
Peneliti dari Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho memberi analisis figur tokoh potensial masuk ke dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. “Bang Sandi cocok disandingkan dengan tokoh yang memiliki pengalaman di pemerintahan. Tentu saja dengan menghitung kalkulasi politik dukungan partai,” jelasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menyebutkan sifat survei elektabilitas masih amat dinamis, pasalnya Pemilu Presiden masih cukup lama yakni pada 2024. “Survei sifatnya dinamis, bisa saja berubah, bila dulu nama Prabowo Subianto paling unggul sekarang justru Ganjar berada di posisi terdepan dari segi keterpilihan (elektabilitas),” jelas Adi Prayitno.
“Kemungkinan bisa ada empat paslon (Capres – Cawapres). PDI Perjuangan bisa mengusung sendiri. Namun jumlah poros Parpol bisa hanya dua Paslon apabila tidak ada jagoan figur dan logistik yang dominan,” ungkap Adi Prayitno.
Sedangkan Pengamat Komunikasi Politik, Emrus Sihombing menyebutkan ada ketakutan partai politik apabila tidak mengusung calon dengan elektabilitas tertinggi maka perolehan suara partai akan rendah,” kata Emrus Sihombing.
Saat ini, publik sedang menilai prestasi dan kinerja Ganjar dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala daerah di wilayahnya. “Jadi meskipun Ganjar Pranowo paling tinggi elektabilitasnya dalam sejumlah survei, namun harus menjalankan tugasnya dengan baik dalam menghadapi pandemi Covid-19,” kata Emrus.
Ia menyebutkan, sosok pemimpin daerah khusus gubernur memiliki kans baik di Pilpres. Hal ini seperti terlihat pada Presiden Jokowi di 2014. “Sebaiknya setiap partai politik memiliki kader terbaiknya sejak dini sehingga masyarakat dapat menilai rekam jejaknya dalam menjalankan tugas secara leluasa dan tidak mengumumkan di menit-menit terakhir,” jelas Emrus Sihombing.
Sumber