Jika dihitung dengan hari perhelatan pilpres 2024 memang masih sangat jauh. Namun sejauh apapun dipandang, bagi partai politik maupun kader-kader partai politik itu sendiri yang siap mencalonkan diri sebagai capres 2024 haruslah mempersiapkan diri dari saat ini.

Bukan apa, persiapan pada kesiapan capres bukan hanya membuka jalan tetapi juga membuka dukungan yang mungkin dapat dipertimbangkan oleh para simpatisan sekaligus masyarakat sebagai konstituen yang secara simbolis akan mendukung capres tersebut.

Tidak saya pungkiri, dalam memandang pencapresan ditahun 2024 nanti, bagi saya memang sangat menarik. Bukan apa, kemenarikan itu tentu adalah kombinasi antara tokoh-tokoh muda seperti Ganjar Pranowo yang saat ini menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah, Ridwan Kamil gubernur Jawa Barat dan Anis Baswedan Gubernur DKI Jakarta yang elektabilitasnya lumayan baik dan juga sangat potensial sebagai capres 2024. Ditambah mereka adalah tokoh-tokoh muda yang tentu sudah popular sebagai tokoh nasional dikalangan masyarakat indonesia.

Seperti diketahui elektabilitas adalah menurut KBBI kemendikbud merupakan kemampuan atau kecakapan untuk dipilih menduduki suatu jabatan dalam pemerintahan. Untuk itu elektabilitas digunakan sebagai sarana dalam mengukur seorang tokoh dalam memandang pemilu baik nantinya menduduki jabatan calon kepala daerah maupun calon presiden.

Namun selain dari pada tokoh-tokoh muda yang elektabilitasnya semakin baik dalam memandang capres 2024. Nama Prabowo Subianto sebagai politikus kawakan yang telah berpengalaman, dimana dirinya juga saat ini menjabat sebagai mentri pertahanan, Prabowo Subianto yang sudah mengikiuti kontestasi pilpres sejak tahun 2009 lalu, ketokohannya memang tidak dapat dikesampingkan sepek terjangnya untuk diperhitungkan juga sebagai capres potensial 2024.

Di samping itu elektabilitas Prabowo Subianto juga sama baiknya dengan tokoh-tokoh lain seperti Anis Baswedan dan Ganjar Pranowo. Terbukti Prabowo dalam survey yang dilakukan oleh indicator politik survey terhadap 1200 orang pada 13-17 april 2021 lalu menuruti urutan 3 dengan perolehan angka 11,1 % disusul urutan nomer 2 Anis Baswedan dengan perolehan 14,6 % serta Ganjar Pranowo urutan pertama dengan nilai 15,7 %.

Dengan adanya nama Prabowo Subianto yang bertengger dipapan atas elektabilitas sebagai capres 2024, pertanyannya, apakah Prabowo masih laku dipilpres 2024? Tentu ini sangat menarik diikuti perkembangannya. Ditambah Prabowo Subianto sendiri menyatakan siap mencalonkan diri kembali dipilpres 2024. Namun sejumlah pakar politik menilai Prabowo belum tentu laku lagi jika nyapres untuk ketiga kalinya.

Peneliti politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Waisto Jati mengatakan Prabowo belum tentu laku di pilpres 2024 meski mempunyai elektabilitas tinggi dalam sejumlah survey. Dirinya menilai daya tawar Prabowo akan berkurang.

Wasasito sendiri berkaca pada pilpres 2009 dimana Prabowo sendiri selalu menwarkan ketahanan nasional dan kedaulatan Negara tetapi narasi itu tidak mampu memenangkan Prabowo Subianto.

Dilain sisi, Prabowo sendiri menyampaikan hasrat untuk maju kembali dalam pilpres 2024 disampaikan dirinya dalam siniar podcast milik Dedy Corbuser, Minggu (13/6) saat ditanya masih bersedia maju 2024 dan Prabowo menjawab; “mencalonkan diri dalam pilpres merupakan sebuah pengabdian. Dirinya tak menutup kemungkinan kembali merebut kursi istana”.

Selian itu pengamat politik universitas AL-Azhar Indonesia Ujang Komarudian juga berpendapat senada dengan Wasissito, menurutnya Prabowo belum tentu laku keras di 2024 meski dalam survai bertengger di papan atas.

Ujang sendiri berkata kemungkinan besarnya elektabilitas Prabowo dipengaruhi ingatan public oleh keikutsertaan Prabowo dalam tiga pilpres terakhir membuat Prabowo lebih dikenal dari pada calon-calon presiden lain.

Memang elektabilitas bukanlah suatu ukuruan yang akurat dalam pilpres, ada banyak factor-faktor lain selain elektabilitas yang akan memuluskan capres itu sendiri. Saya sendiri tidak menampik bisa saja Prabowo laku keras ketika memang nantinya krisis capres 2024.

Tetapi memang tidak mungkin “krisis” karena banyak tokoh muda seperti Ganjar Pranowo sendiri juga elektabilitasnya sama baiknya. Namun Prabowo yang saat ini memagang kendali mentri pertahanan jika dirinya dapat mengoptimalkan jabatan itu, dapat menjadi ruang Prabowo untuk dirinya semakin popular dan dipilih oleh masyarakat menjadi presiden jika dirinya mencalonkan di 2024 nanti.

Dalam pilpres sendiri, justru yang tidak dapat diprediksi adalah dukungan bagi capres itu melalui parpol yang terkadang menjadi kendala yang nyata bagi capres itu sendiri. Salah satu contohnya adalah Ganjar Pranowo yang elektabilitasnya selalu masuk tiga besar dalam sejumlah lembaga survey.

Ganjang-ganjingnya internal PDIP dalam memandang capres 2024, yang dalam prahara itu konon PDIP lebih memilih memasangkan Puan Maharani dan Prabowo Subianto dari Gerindra menjadi batu sandungan bagi Ganjar Pranowo memandang pilpres 2024 meski dirinya elektabilitasnya cukup bagus.

Namun Ganjar sendiri dinilai oleh Menajer Program SMRC Saidiman Said berdasarkan survey yang dilakukan melalui wawancara terhadap 1.220 responden seluruh indonesia pada 21-28 Mei 2021 lalu, Ganjar pranowo masih mempunyai peluang menang sebagai calon presiden kendati tanpa dukungan PDIP.

Ganjar sendiri dalam survey SMRC mendapat suara 35,3% disusul Prabowo 30,8% dan Anies 25,5%. Sedangkan scenario dukungan untuk Ganjar untuk tetap berpeluang menang pilpres 2024 tanpa PDIP sendiri jika dukungan itu datang dari partai lain seperti dari PKB (68 persen), Demokrat (40 persen), partai non-parlemen (46 persen).

Selain itu, Ganjar, kata Saidiman Said, juga mendapat suara lebih baik dari pemilih Nasdem dibandingkan Anies. Sekitar 27 persen pemilih Nasdem menyatakan mendukung Ganjar, dan hanya 21 persen yang menyatakan mendukung Anies.

Sumber

kompasiana.com