TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menduga terbentuk elite baru di internal Partai Ummat, sehingga menyingkirkan elite lain yang telah berjuang mendeklarasikan partai tersebut.

Hal disampaikannya menanggapi pengunduran diri Agung Mozin dan Neno Warisman dari kepengurusan Partai Ummat.

“Mungkin di Partai Ummat tersebut terbentuk elite baru dan menyingkirkan elite-elite lain yang sudah lama berjuang. Atau mungkin juga demokratisasi di internal partai tak berjalan dengan mestinya,” kata Ujang saat dihubungi Tribun, Senin (4/10/2021).

Terkait peluang Partai Ummat di Pemilu 2024, Ujang menilai hal itu tergantung dari kerja dari pengurus partai saat ini.

Menurutnya, jika para tokoh di Partai Ummat bisa bersatu maka bukan tak mungkin menjadi ‘kuda hitam’ saat Pemilu 2024 mendatang.

“Jika bisa bersatu dan bisa menanggulangi kejadian keluarnya tokoh-tokoh itu, maka bisa saja bisa bersaing dengan partai-partai lainnya. Begitu juga sebaliknya,” ucapnya.

Sebaliknya, kata Ujang, jika para tokoh yang dikenal sebagai deklarator Partai Ummat mundur, maka hal itu bisa dipastikan akan merugikan partai tersebut.

“Karena akan dianggap partai baru yang tak solid. Dan dengan ketidaksolidan akan sulit menatap Pemilu ke depan,” ucap Ujang.

Untuk diketahui, Partai Ummat sudah ditinggal oleh dua pendiri yang juga masuk ke dalam struktur partai.

Mereka adalah Wakil Ketua Umum (Waketum) Agung Mozin yang mundur pada 26 Agustus dan juga Wakil Ketua Majelis Syura Neno Warisman mundur pada Sabtu 2 Oktober 2021.

 

Sumber

Tribunnews