Pilpres 2024 masih tiga tahun lagi, namun berbagai partai politik sudah memulai ancang-ancang koalisi untuk pesta demokrasi lima tahunan itu. Salah satunya adalah PKB yang memastikan akan berkoalisi dengan PDIP.
“Sudah pasti PKB akan berkoalisi dengan PDIP,” kata Ketua DPP PKB Bidang Pemenangan Pemilu, Faisol Riza, Senin (31/5).Faisal juga menyebut sudah ada komunikasi yang terjalin lama dengan PDIP terkait capres-cawapres. PKB bahkan menawarkan Ketum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk berduet dengan Puan Maharani.
“Insyaallah sudah lama, Puan-Gus AMI,” ungkapnya.
Faisol juga mengungkapkan pertimbangan PKB memilih berkoalisi lagi dengan PDIP di Pilpres 2024. Salah satunya adalah kesamaan ideologi antara partai berbasis Nahdlatul Ulama itu dengan PDIP.
Melihat Kans Duet Puan-Cak Imin di Pilpres 2024 (1)
Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin di Harlah ke-21 PKB, Selasa (23/7). Foto: Helmi Afandi/kumparan
“PDIP dan PKB memiliki kesamaan pandangan dalam kebangsaan. PDIP pemenangan Pemilu 2019 sehingga bisa membuat koalisi pemerintahan yang kuat dan efektif, terbukti kerja sama koalisi selama 2 masa pemerintahan ini berhasil,” jelasnya.
Meski demikian, pakar politik Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai opsi skenario Puan-Cak Imin berat.
“Itu, kan, keinginan PKB. PDIP, kan, belum tentu mau dan partai lain juga belum tentu suka. Puan-Cak Imin berat. Yang lebih realistis Prabowo-Puan,” kata Ujang.
Meski demikian, opsi Puan-Cak Imin maupun Prabowo-Puan juga belum tentu memenangkan Pilpres 2024.
“Baik Puan-Cak Imin maupun Prabowo-Puan, keduanya belum tentu menang. Saat ini masih saling cari-cari kecocokan saja. Soal pasangan capres dan cawapres masih belum jelas,” tuturnya.
Melihat Kans Duet Puan-Cak Imin di Pilpres 2024 (2)
Ketua DPR Puan Maharani (kedua kiri) saat menerima draf RUU Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (RUU BPIP) dari pemerintah.
Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, juga menilai duet Puan dan Cak Imin dalam Pilpres 2024 berat untuk terealisasi. Sebab elektabilitas Cak Imin masih kalah dari Prabowo dan Anies Baswedan.
“Dari segi partai, misalnya, PKB ini kalah pamor dari Gerindra, makanya tidak heran kalau kemudian PDIP itu selalu dipersepsikan akan berkoalisi dengan Gerindra. Dari segi elektabilitas kalah pamor dengan Prabowo dan Anies,” kata Adi.
Selain itu, elektabilitas Cak Imin juga dinilai tak mampu mendongkrak elektabilitas Puan. Menurutnya, PDIP akan melirik Prabowo atau Anies untuk mendampingi Puan di pilpres 2024 agar elektabilitas naik.
“Dengan PKB kalau cuma mendukung mungkin saja. Tapi kalau pada level koalisi capres mengusung duet Puan-Cak Imin agak berat, beratnya persoalan elektabilitas masing-masing figur,” tuturnya.
“Artinya sekalipun PDIP ada kemungkinan berkoalisi dengan banyak partai, tentu untuk paslon capres dia akan mencari capres yang relatif bisa mengcover dari segi elektabilitas Puan. Kalau kemudian ada dari PDIP melirik Anies atau Prabowo,” lanjut Adi.
Sementara itu, Wasekjen DPP PDIP Sadarestuwati menilai peta politik untuk Pilpres 2024 masih sangat cair. Sehingga siapa pun bisa mengotak-atik bahkan membuat prediksi.
“Hajatan pesta demokrasi [Pilpres] masih lama. Peta politik masih sangat cair. Siapa pun bisa dan berhak untuk mengotak-atik, membuat prediksi, dan lain-lain,” kata Sadarestu.
Ia juga menegaskan belum ada pembahasan terkait Pilpres 2024 di internal PDIP. Apalagi terkait opsi capres-cawapres.
“Dan juga sebagaimana yang telah berulang kali disampaikan bahwa keputusan siapa yang akan dicalonkan oleh PDI Perjuangan ada di tangan Ibu Ketua Umum,” tegasnya.
Sumber
Kumparan.com