JAKARTA, Waspada.co.id – Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak menyadari bahwa partainya banyak meraih suara dari kalangan milenial saat pemilu.

Hal ini diungkapkan Ujang menyusul kritik Megawati terkait generasi milenial yang melakukan demo menolak Undang Undang Cipta Kerja Omnibus Law beberapa waktu lalu.

“Bu Mega lupa banyak mengambil dukungan untuk PDIP mulai dari pemilihan gubernur hingga pemilihan presiden. PDIP kan waktu itu gembor sekali sebagai partai milenial,” kata Ujang seperti diberitakan CNNIndonesia.com, Sabtu (31/10) kemarin.

Ujang menuturkan bahwa pernyataan Mega mengenai demo dan kontribusi adalah hal yang salah alamat. Karena pada dasarnya, kata Ujang, banyak milenial yang juga turut ambil andil dalam pemerintahan maupun legislatif. “PDIP juga banyak loh caleg milenialnya,” jelas dia.

Sedianya, kata Ujang, mengeluarkan pendapat dengan demonstrasi adalah hal yang diperbolehkan oleh negara. Kemudian suara milenial menjadi penting lantaran belum memiliki kepentingan. Milenial memang tak punya kuasa besar, namun pendapatnya kerap didengar oleh pemerintah.

“Memang wewenangnya enggak terlalu besar tetapi dalam konteks mengawal bangsa ini sangat besar. UU Ciptaker tidak pro rakyat dibendung dengan milenial. Istana kan sekarang mulai menyadari kekeliruannya di pasal-pasal dan diubah,” ujar dia.

Ujang pun menyindir dengan menyatakan bahwa tudingan itu diberikan Mega kepada staf khusus Presiden Joko Widodo yang ada dari milenial. Bisa jadi, kata Ujang, kritik itu diberikan lantaran staf milenial dirasa belum memiliki kontribusi.

“Bu Mega itu pernyataan itu menyasar ke staf khusus milenial presiden mungkin. Yang enggak ada peran dan fungsinya. Kelihatannya seperti itu,” kritiknya.

Sebelumnya, Mega mengomentari terkait demo yang dilakukan mahasiswa beberapa waktu lalu. Ia bahkan mempertanyakan sumbangsih milenial di era sekarang terhadap bangsa.

“Saya mau tanya hari ini, apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi seperti kita bisa viral tanpa bertatap langsung, apa sumbangsih kalian untuk bangsa dan negara ini?” katanya saat menghadiri acara peresmian 13 kantor Dewan Pimpinan Daerah PDIP secara virtual, Rabu (28/10).

“Masa hanya demo saja, nanti saya di-bully ini, saya enggak peduli, hanya demo saja ngerusak, apakah ada dalam aturan berdemo, boleh saya kalau mau debat,” katanya. (cnnindonesia/ags/data3)

Sumber
Waspada.co.id