PR CIREBON – Peran Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto makin membuat heran publik karena dinilai akan makin berkurang dalam keikutsertaan penanganan Covid-19 di Indonesia, seperti disampaikan pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin.

Hal itu menyusul langkah Presiden Joko Widodo yang memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marinvest) Luhut Binsar Pandjaitan untuk menurunkan kasus Covid-19 di sembilan provinsi dalam waktu dua pekan.

“Mereduksi (mengurangi-red) peran Menkes. Mungkin karena Menkes dianggap Jokowi tak bekerja dengan baik dan Jokowi juga sering marah-marah kepadanya, maka perannya digantikan Luhut,” ungkap Ujang kepada RRI pada Selasa, 15 September 2020.

Untuk itu, Ujang meminta Presiden Jokowi sebaiknya melakukan reshuffle terhadap Terawan Agus Putranto sebagai menteri kesehatan.

“Jika dinilai dari kinerjanya yang buruk dan sering kena semprot presiden, harusnya direshuffle,” jelas Ujang yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Selain itu, ia mengatakan dengan penunjukkan Luhut menangani persoalan Covid-19 dapat diartikan sebagai menteri kesehatan gagal menangani Covid-19.

“Itu artinya kegagalan bagi para menteri yang lain. Jika 9 Provinsi ditangani Luhut itu artinya Jokowi percaya sahabatnya itu. Mungkin karena kedekatan keduanya,” tambah Ujang.

Namun demikian, persoalan yang terjadi adalah saat ini kebijakan pemerintah seperti tumpang tindih.

“Menteri-menteri yang diberi tugas oleh Jokowi sebelumnya tak bekerja maksimal alias gagal,” paparnya.

Dengan demikian, Menko Luhut memang pantas dijuluki menteri segala urusan,bahkan penanganan Covid-19 pun harus diurus Luhut, seolah sengaja tumpang tindih kewenangan antar menteri.

“Menko Martim kok urus Corona. Maka tak heran jika masyarakat sering megkritik Luhut dengan menteri segala urusan. Semua urusan diambil termasuk persoalan Corona,” tandas Ujang.***

Sumber
PR CIREBON