RMco.id Rakyat Merdeka – Mundurnya Ferdinand Hutahaen dari Partai Demokrat sepertinya tak dianggap sebagai sebuah kehilangan. Tak heran, partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga tak terkesan merasa rugi dan terbebani.

Apalagi, pernyataan Ferdinand sering dinilai merugikan partai. Hal itu disampaikan Direktur Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin saat dihubungi Rakyat Merdeka, di Jakarta, kemarin.

Menurutnya, Partai Demokrat bisa jadi justru merasa beruntung ditinggal Ferdinand. “Karena Ferdinand dianggap sering main sendiri, hingga pernyataannya banyak merugikan Demokrat,” ujarnya.

Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini juga menilai, Partai Demokrat memang mengambil peran politik yang terkadang berseberangan dengan pemerintah.

Misalnya, sikap menolak Rancangan Undang Undang (RUU) Cipta Kerja di ujung pengesahannya. Gaya politik Partai Demokrat mirip oposan itu dia nilai kurang pas dilakoni Ferdinand, karena dia dikenal memiliki histori dengan Presiden Jokowi.

Terbukti, Ferdinand kerap disemprit sejumlah elite partai ketika berpendapat di media sosial seperti Twitter.

“Demokrat mungkin saja happy ditinggalkan Ferdinand. Karena kita tahu, Ferdinand bukanlah bagian dari skenario politik Demokrat ke depan. Makanya, tak dapat tempat yang bagus dan strategis di partai,” terangnya.

Selain itu, Ujang berpendapat, bisa saja Ferdinand memilih mundur, karena memang tidak nyaman lagi di perahu Partai Demokrat.

“Jika tinggal di sebuah rumah, lalu merasa tak nyaman, maka lebih baik keluar rumah. Namun fenomena politisi keluar partai dan pindah partai itu fenomena biasa,” tutupnya.

Hal senada juga disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno. Dia berkelakar, jangan-jangan Ferdinand sudah lelah berperan sebagai oposisi pemerintahan Jokowi-Kiai Ma’ruf Amin.

“Meski di Demokrat selama ini sikapnya selalu pro pemerintah. Namun kini Demokrat selalu kritis. Jadi oposisi itu tak nyaman karena berjalan di tempat yang sunyi,” ujar Adi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Menurutnya, tidak ada yang istimewa dari mundurnya Ferdinand. Bahkan, rakyat pun sudah faham tentang politisi kutu loncat itu berpartai bukan semata perjuangan ideologi. Tetapi soal kepentingan dan keuntungan.

Kalau nantinya Ferdinand pindah ke partai penguasa atau masuk ke barisan pemerintah, dia bukanlah siapa-siapa. Kecuali, jika pindahnya ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang saat ini berperan keras sebagai oposisi.

“Kecenderungan orang pindah dari partai oposisi ke partai lain, apalagi ke partai penguasa, sudah jadi fenomena biasa di Indonesia. Yang menarik kalau Ferdinand pindah dari Demokrat gabung PKS misalnya. Itu baru sesuatu banget,” tutupnya.

Sebelumnya, Ferdinand mencuitkan keputusannya mundur dari Partai Demokrat melalui akun Twitter pribadinya. Dia mengatakan alasan mundur karena merasa berbeda prinsip dengan arah politik Partai Demokrat.

“Kalau sekarang pun saya akan pergi dari Partai Demokrat, itu juga karena soal prinsip dan keyakinan politik, jalan politik kebangsaan yang saya yakini. Terlepas apakah saya salah atau benar dengan prinsip yang saya yakini,” ujar Ferdinand melalui akun Twitter @FerdinandHaean3.

Dia juga menyampaikan akan mendukung pemerintah setelah memutuskan meninggalkan Partai Demokrat. Ferdinand menjelaskan, dukungannya pada pemerintah bukan semata-mata karena pribadi Presiden Joko Widodo saja.

Sebelumnya, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat Ossy Dermawan menyatakan, Partai Demokrat mengikhlaskan kepergian Ferdinand dan berterima kasih atas pengabdian dan kebersamaannya selama lebih kurang empat tahun ini.

“Semoga Ferdinand sukses menjalani aktivitasnya di medan pengabdian yang baru untuk Nusa dan Bangsa,” katanya.

Hal senada disampaikan Wasekjen Partai Demokrat, Renanda Bachtar. “Semoga Ferdinand sukses di pengabdiannya yang baru, di mana pun itu. Kita sangat menghargai keputusan FH keluar dari Demokrat,” ucapnya.

Namun Renanda enggan mendalami penyebab Ferdinand mundur dari Partai Demokrat. Termasuk, tentang isu mundurnya Ferdinand lantaran berbeda sikap dengan Partai Demokrat ihwal UU Ciptaker.

“Hanya Ferdinand sendiri yang bisa menjelaskan. Kita semua di Partai Demokrat sepandangan. Kecuali Ferdinand,” ujarnya. [REN]

Sumber
RMco.id