MUDANEWS.COM, Jakarta – Pengamat Politik Nasional dari Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai persoalan bangsa hari ini sudah akut dan pelik. Mulai dari revisi Undang-Undang KPK, Minerba, BPJS, berhentinya pembahasan RUU PKS, hingga tidak jelasnya penanganan Covid-19. Anehnya lagi, kata Ujang, gerakan mahasiswa seolah tertidur.
”Masalah kita hari ini sangat banyak. Revisi UU KPK, Minerba, BPJS, penanganan Covid-19 yang tidak jelas, juga dwifungsi polri. Polri banyak menempati posisi sipil, ini seperti orde baru. Kemana pemuda? Mahasiswa bangunlah,” kata Ujang di Kampus UAI Jakarta, Rabu (8/7/2020).
Dosen HI Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ini mengatakan, sebagai kaum intelektual, mahasiswa dituntut untuk menjaga nalar kritis. Mantan Aktivis HMI ini berpendapat, gerakan yang dibangun harus mencerminkan kepedulian anak bangsa pada negaranya. Juga setiap elemen gerakan pemuda, pesan Ujang, harus bersatu dan jangan mudah tercerai berai.
”Bangsa dirundung masalah besar, tapi dianggap biasa-biasa saja, tidak ada gerakan mahasiswa yang fenomenal dan besar yang muncul. Mulai hari ini dan kedepan, kita menginginkan mahasiswa kembali ke jati dirinya, berpikir kritis, problem solving, dan membangun negeri agar problem bangsa ini hilang satu-satu,” ujarnya.
Mantan Staf Khusus Ketua DPR RI ini heran, dengan banyaknya masalah yang dihadapi bangsa seperti pelemahan KPK dan iklim pemberantasan korupsi yang seperti komedi, mahasiswa masih tidak bersatu untuk turun ke jalan mengingatkan pemerintah yang salah jalan. Kata Ujang, mahasiswa harusnya kompak berjuang menegakkan idelisme kebangsaan.
”Masa iya KPK dilemahkan, penegakkan hukum compang camping, mahasiswa diam saja. Kan kita tidak rela. Mahasiswa harus bangun dari tidur, kalau kemarin ada demo skalanya kecil, ke depan kita harus bersatu, bangun gerakan demokrasi untuk menilai kinerja pemerintah, menteri, lembaga negara dengan objektif,” pungkasnya. Berita Jakarta, Mualimin
Sumber
MudaNews