KBRN, Jakarta: Nama John Refra Kei alias John Kei kembali mencuat lantaran terlibat dalam dugaan insiden penyerangan di Perumahan Green Lake City, Tangerang dan pembacokan di Duri Kosambi, Kalideres, Jakarta Barat.

Pakar Hukum Pidana Universitas Al Azhar, Suparji Ahmad menilai, aksi premanisme dan rasa bersyukur tidak bisa berjalan beriringan. Mengingat, dunia premanisme mempunyai orientasi yang berlebih dalam kehidupannya.

“Ya mungkin ada orientasi lain. Tidak sekedar gak miskin tetapi ingin yang lebih,” kata Suparji kepada rri.co.id di Jakarta, Selasa (23/6/2020).

Diketahui, John Kei sendiri memiliki mobil mewah yang terparkir di kediamannya Perumahan Tytyan Indah Blok N1, nomor 2, RT 3/12, seperti BMW berwarna silver, Honda Jazz dan Jeep Rubicon.

Lebih lanjut, Suparji memaparkan, orientasi tersebut bisa juga dilatarbelakangi oleh pengaruh pengikut John Kei yang jumlahnya cukup banyak.

Oleh karenanya, dia menyarankan ke depan negara bisa mendeteksi aksi premanisme secara dini. Mengingat, setiap bentrokan terjadi tak jarang masyarakat menjadi korban.

“Ya mestinya alat negara mendeteksi secara dini. Potensinya terjadi aksi-aksi premanisme sehingga tidak makan korban yang tidak berdosa,” imbuhnya.

Sebelumnya, Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) memberika status bebas bersyarat terhadap John Kei pada Desember 2019 lalu dengan berbagai alasan. Kasusnya saat itu adalah pembunuhan Tan Harry Tantono alias Ayung pada 2012.

Pembebasan bersyarat itu berdasarkan surat keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor : Pas-1502.PK.01.04.06 Tahun 2019 tanggal 23 Desember 2019.

Bahkan, dalam wawancara dengan Andy F Noya di Metro TV tahun lalu, John Kei mengaku kehidupannya berubah.

Lapas Nusakambangan mampu menaklukkan kegarangan pria berjudul ‘The Godfather of Jakarta’. Berada di dalam penjara, ia berjasa membuat taman dan punya posisi sebagai koordinator kebersihan.

Sumber
rri