GALAJABAR – Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) diminta mengubah gaya komunikasi politiknya yang kerap membuat gaduh, berbarengan dengan tahun baru 2022.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menilai, cara komunikasi Ahok yang meledak-ledak dan selalu menimbulkan kegaduhan sudah basi.

“Tahun baru harusnya berubah gaya politik Ahok. Sudah basi kalau pakai cara lama yang meledak-ledak dan gaduh,” ujarnya pada wartawan pada Sabtu, 1 Januari 2021.

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia ini berpendapat, pernyataan Ahok yang kerap menuai kontroversi di ruang publik hingga timbul kegaduhan sudah saatnya disudahi. Terlebih, Ahok kini berposisi sebagai pejabat di perusahaan pelat merah.

“Harusnya Ahok lebih profesional, Komut Pertamina tak setiap kesempatan dijadikan panggung politik untuk nama baik,” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah malah mendesak agar Ahok segera mundur dari jabatannya.

Dalam hal ini, Dedi menilai Ahok kerap menuai protes karena pernyataannya yang membuat kisruh di ruang publik.

“Termasuk statement terkait ancaman mogok dan gaji karyawan. Tetapi saat ada Ahok justru terlihat makin rumit, bahkan sesama elit di Pertamina terjadi kisruh,” kata Dedi dilansir Galajabar, Ahad, 26 Desember 2021.

Oleh karena itu, pengamat politik ini meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir segera mencopot Ahok sebagai Komut Pertamina.

“Erick Tohir layak mempertimbangkan pencopotan Ahok, tidak perlu khawatir siapa yang berada di baliknya, selama tidak menghasilkan performa yang baik,” tegas Dedi.

Sebagaimana diketahui, Ahok sempat melontarkan ancaman mogok Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) karena pemotongan gaji.

Namun, Komisaris Independen Pertamina, Iggi Haruman Achsien menegaskan tak ada pemotongan gaji di perusahaan pelat merah tersebut. ***

Sumber

galajabar