Kunjungan Pimpinan Universitas Al-azhar Indonesia, Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc. bersama Wakil Rektor I, Dr. Zirmansyah, M.Pd., Kepala LPPM, Direktur Kemitraan, Direktur Keuangan, Direktur Akademik dan Fasilitas Akademik, Kepala Unit PDKSI, Koordinator Merdeka Belajar Kampus Merdeka, ke Universitas Brawijaya pada hari Senin (15/11) lalu.
Pertemuan tersebut diinisiasi oleh Rektor Universitas Al-azhar Indonesia yang ingin menjalin kerjasama dengan Universitas Brawijaya. Dimulai dari sambutan Rektor Universitas Brawijaya oleh Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR., MS.
“Univeritas Brawijaya ada 15 Fakultas, sebentar lagi akan menambah menjadi 17 Fakultas. Program studi ada 177, dosen ada 3.000 an dan tendik ada 2500 an. Brawijaya kampusnya ada 4, di Malang, Dieng, ada di Kediri untuk PSDKU (Program Studi Di luar Kampus Utama) dan di Jakarta khusus untuk S3. Insya Allah akan bangun gedung di Jakarta.” Ujarnya.
Universitas Brawijaya sangat senang sekali mendapatkan partner Universitas Al-azhar Indonesia. Definisi Universitas yang hebat itu katanya teman-teman, universitas yang memiliki kerjasama yang banyak. Bukan universitas yang sendirian merasa hebat. Paling tidak kerjasama minimal 500 Perguruan Tinggi di Dunia.
Insya Allah Universitas Brawijaya sudah 2000 an kerjasama baik di dalam maupun di luar negeri. Universitas Brawijaya ditinjau dari Kualitas di Nasional Rangking 7, tapi dari 10 Perguruan Tinggi di Indonesia, Universitas Brawijaya adalah yang paling muda.
“Harapan kita Brawijaya sudah kontak dengan pa Menteri waktu Pa Nasir, universitas Brawijaya menjadi kelas dunia. Ada 34 program studi yang akreditasi internasional, tahun depan tambah lagi 60 dan total akan 100 an program studi akreditasi internasional, maka kita akan melakukan percepatan-percepatan untuk akreditasi internasional.” Ujarnya.
Nanti kita sharing ilmu, kata Prof. Andi Hakim Nasution sama-sama guru kita “Kalau kita bertukar ilmu, Prof Asep kasih ilmu 1, dan saya kasih ilmu 1, jadi ilmunya 2. Tidak kata prof Andi, apabila kita bertukar ilmu, maka ilmunya akan berlipat-lipat, 2 ilmu tadi diramu menjadi berlipat-lipat.” Saya terlalu berkesan dengan kata-katanya beliau “Jangan pelit soal ilmu.”
Selanjutnya sambutan dari Rektor Universitas Al-azhar Indonesia yaitu Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc., “Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas izin Nya lah kita semua bisa bersilaturahim siang ini di Universitas Brawijaya dalam keadaan sehat wal afiat.”
Kami atas nama Pimpinan Delegasi Alhamdulillah mendapat kehormatan diterima oleh Bapak Rektor Universitas Brawijaya, pertama akan ada akad nikah penandatanganan bersama MoU, yang kedua diskusi beberapa teman ingin tahu tentang program-program berkaitan Tridharma dan MBKM khususnya. Sebelumnya perkenalan terlebih dahulu yaitu Wakil Rektor I, Dr. Zirmansyah, M.Pd., Dekan Fakultas Sains dan Teknologi: Ir. Hidayat Yorianta Sasaerila, M.Sc., Ph.D.; Ketua LPPM: Dr. rer. nat. Yunus Effendi, S.Pd., M.Si., M.Sc.; Ketua Program Studi Biologi: Risa Swandari Wijihastuti, S.Si., M.Phil.; Direktur Keuangan: Asep Maksum, S.E., M.B.A., Direktur Kerjasama: Dr. Bambang Eko Samiono, S.T., M.M., Kepala Pusat Data Komputer dan Sistem Informasi: Dody Haryadi, S.T., M.T.I., Direktur Akademik: Agus Wahyu Setiawan, S.T. M.H., dan PIC MBKM UAI: Syarifah Ida Farida, S.E., M.M., serta Arif Rachman, S.Si., Tim dari MBKM UAI.”
“Saya merasa tersanjung ketika melalui whatsapp saja kepada sahabat saya ini, bagaimana kalau kita MoU dan ada tim yang ingin menanyakan tentang MBKM. Beliau langsung siap dan langsung respon. Dan hari ini kita bisa langsung tandatangan MoU. Tidak salah memilih Universitas Brawijaya menjadi partner Universitas Al-azhar Indonesia. Selamat kepada Universitas Brawijaya yang sudah mendapatkan status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH). Universitas Brawijaya Low Profile tapi High Income, dengan mahasiswa 70.000 orang dan prestasi world clas, dan saya ingin teman-teman dari Al-azhar ini bisa belajar untuk pengembangan Sains dan Bisnis serta menerapkan Manajemen di kampus, karena belajar akan lebih baik ke luar, kalau tidak kita akan merasa pintar sendiri, padahal orang-orang lain sudah lari kemana-mana.”
Universitas Al-azhar Indonesia didirikan dari Masjid, dulu Masjid Agung Al-azhar yang diberi nama oleh Prof. Dr. Mahmoud Syaltout (Rektor Universitas Al-Azhar Mesir) dalam kunjungannya ke Masjid Agung Kebayoran Baru Jakarta pada tahun 1960, memberikan kuliah umum kepada jamaah masjid, dan memberi nama ”Al-Azhar” kepada Masjid ini, yang sebelumnya lebih dikenal dengan nama ”Masjid Agung Kebayoran Baru”. Dan lahirlah TK, SD, SMP, dan SMA sampai tahun 1976 belum punya Universitas. Universitas sendiri lahir tahun 2000 dimana Rektor pertama adalah Profesor Zuhal setelah menjadi Menteri Ristek yang diminta pa Habibie untuk menjadi Rektor UAI.
UAI bercita-cita menjadi universitas Islam yang modern, yang inklusif, moderat di tengah-tengah dan Alhamdulillah sering didatangi oleh Duta Besar yang mengharapkan adanya Islam yang moderat. UAI bisa memberikan sumbangsih sedikit untuk Universitas Brawijaya dalam hal ke Uni Emirat atau Saudi Arabia. UAI memiliki 6 Fakultas, yang pertama Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Psikologi dan Pendidikan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Fakultas Hukum.
Setelah sambutan dari Rektor UAI dan Rektor Unibraw, maka dilanjutkan dengan Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Universitas Al-azhar Indonesia dengan Universitas Brawijaya serta cernderamata. Adapun ruang lingkup kerjasama antara Universitas Brawijaya dan Universitas Al-azhar Indonesia diantaranya sebagai berikut:
1. Bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat;
2. Pengembangan dan implementasi program-program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MB-KM);
3. Bidang lain yang disepakati para pihak.
Nota Kesepahaman ini efektif berlaku selama lima tahun terhitung sejak tanggal 15 November 2021 sampai dengan tanggal 15 November 2026.
Melalui Nota Kesepahaman ini salah satu implementasi dari kegiatan MBKM yaitu mahasiswa dari UAI bisa mengikuti Pertukaran Pelajar di Universitas Brawijaya, begitupula sebaliknya, serta webinar internasional dan kegiatan lainnnya. Selanjutnya yaitu sesi diskusi mengenai Merdeka Belajar Kampus Merdeka, kegiatan yang sudah berjalan dan unit MBKM yang ada di Universitas Brawijaya. Terakhir sesi foto bersama dengan memberikan cenderamata dari masing-masing perguruan tinggi.