Internal PDIP mulai memanas meski perhelatan Pilpres 2024 masih 3 tahun lagi. Terbaru, Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, menyatakan dukungannya terhadap Ganjar Pranowo agar maju di Pilpres 2024.
Ketua DPD PDIP Jateng, Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, pun menyebut kader yang mendukung Ganjar adalah celeng. Terkait hal ini, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Ujang Komarudin, berpandangan wajar jika Rudy mendukung Ganjar karena sempat dikecewakan oleh PDIP saat Pilkada Solo 2020 lalu.
“Wajar saja jika FX HR mendukung Ganjar. Karena FX HR pernah kecewa terhadap PDIP. Ketika orang yang didukungnya ketika itu wakil wali kota digeser Gibran. Apalagi saat ini FX menilai bahwa Ganjar elektabilitasnya lebih tinggi dibanding Puan,” kata Ujang, Jumat (15/10).
Menurut Ujang, indikasi perpecahan di internal PDIP mulai terlihat karena ada kader yang sudah berani mendeklarasikan dukungan ke Ganjar. Dia pun menilai respons PDIP terhadap dukungan kepada Ganjar terlalu berlebihan.
“Mungkin saja benih-benih perpecahan itu sudah muncul di PDIP. Indikasi sudah ada, sudah ada yang berani menyampaikan aspirasi untuk dukung Ganjar, dan PDIP juga sangat tegas melarang ikut deklarasi-deklarasi itu,” kata dia.
“Fenomena paranoid elite PDIP dalam menyikapi aspirasi dan perbedaan di internal partai terlalu keras dan berlebihan jika kader-kader PDIP yang deklarasi Ganjar disebut “celeng” atau “babi”. Karena manusia itu mulia. Jika disebut dengan nama binatang, itu bisa masuk kategori penghinaan,” lanjutnya.
Ujang berpandangan dukungan Rudy terhadap Ganjar dapat menjadi bumerang untuk PDIP. Sementara di sisi lain menjadi keuntungan bagi Gubernur Jateng itu karena akan semakin mendapat simpati publik.
“Kasus ini bisa jadi bumerang bagi PDIP, sekaligus menguntungkan Ganjar. Biasanya jika ditekan, maka akan semakin dapat simpati publik,” kata dia.
Ujang menambahkan, lebih baik PDIP lebih rileks dalam menyikapi dukungan kepada Ganjar. Apalagi, kata dia, sebenarnya partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu telah memiliki mekanisme dalam menentukan capres.
“Lebih rileks saja dalam merespons aspirasi dari para pendukung Ganjar. Karena PDIP itu, kan, punya mekanisme dan sistem untuk menentukan siapa capres dan cawapres yang akan diusulkan. Apalagi Ganjar itu, kan, kader sendiri. Perlu keterbukaan di PDIP. Untuk menjaga demokratisasi di internal PDIP dan agar kader juga tak kecewa,” sebut Ujang.
Lebih lanjut, ia berpandangan kemungkinan DPP PDIP sudah menyiapkan sanksi untuk Rudy karena mendukung Ganjar.
“Sanksi bagi FX itu kemungkinan sudah menanti dari DPP PDIP. Tapi itulah risiko perjuangan seorang FX. Risiko yang harus diterima karena punya pendapat dan pilihan, dan pendapat dan pilihannya tersebut berbeda dengan DPP PDIP,” tandas Ujang.
Sumber