Tidak terasa sudah tahun kedua momen hari raya Idul Fitri di laksanakan di tengah pandemi. Momen ini masih sama seperti tahun lalu, yakni cara bagaimana masyarakat menjalin silaturahmi masih terbatas pada virtual saja. Di tengah pandemi COVID-19, hal tersebut penting dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan virus Corona yang semakin meluas. Tidak se ramai dan semeriah tahun-tahun sebelumnya, biasanya lebaran identik dengan silaturahmi tatap muka antar keluarga, kini masyarakat masih harus melakukan permintaan maaf melalui pesan teks ataupun video daring.
Perubahan perayaan hari lebaran ini memang telah berlangsung untuk yang kedua kalinya, tetapi ini tidak mengurangi khidmat dari muslimin atau muslimah yang melaksanakannya. Dilihat dari banyak pemberitaan di media massa, disebutkan bahwa Pemerintah memutuskan untuk melarang masyarakat untuk melakukan mudik dalam skala apa pun serta mempertimbangkan untuk mempersiapkan aturan mengenai pelaksanaan salat Idul Fitri di masjid ataupun lapangan secara bersama-sama di ruang publik. Karena semua hal ini tentu dapat membahayakan masyarakat luas apabila diizinkan. Yang ditakutkan adalah angka penyebaran yang kembali meningkat seperti negara – negara lain.
Lebaran Idul Fitri sesungguhnya adalah momen dimana umat muslim meraih kemenangan batin setelah melakukan ibadah selama bulan Ramadhan. Kemenangan ini tentu memberikan tempat di hati sebagai wujud kembali ke nuansa fitri. Selain itu dalam tradisi Islam, silaturahmi lebaran merupakan hal yang utama. Dimana pada momentum ini akan ada pemaknaan mengenai saling memaafkan serta saling terbukanya hati dan pikiran atas khilaf dengan orang lain. Yang artinya, masing-masing individu diharapkan dapat memberikan maaf seluas-luasnya kepada seluruh keluarga, saudara, rekan – rekan dan semua orang yang pernah berinteraksi satu sama lain. Walaupun dilaksanakan secara virtual tentu ini tetap bisa disikapi tanpa harus mengurangi rasa yang diberikan kepada individu lainnya.
Menyikapi kondisi pandemi ini membuat manusia sadar bahwa makhluk apa pun di muka bumi ini tidak bisa melawan apa itu virus yang sedang merebak. Tetapi ini bisa kita tafsirkan menjadi suatu evaluasi agar momen apapun tetap harus di lihat dari pemikiran positif agar tidak ada mispersepsi atau hal – hal yang buruk berdampak pada diri kita. Semoga hari raya idul fitri ini tetap bisa kita jalani walaupun nuansanya berbeda tanpa menghilangkan maknanya sedikitpun, Aamin.
(JM)