PR CIREBON – Arief Poyuono sudah menjadi Mantan Wakil Ketua Umum Gerindra, tetapi pengamat masih mengeluarkan berbagai penilaian sebagai penyebab dibuangnya Poyuono, termasuk yang disuarakan pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.

Menurut dia, deretan pernyataan kontraproduktif yang rajin dikeluarkan Poyuono dinilai sebagai penyebab dirinya terpental dari jabatan wakil ketua umum (Waketum) Partai Gerindra periode 2020-2025.

Padahal pada periode sebelumnya, Arief Poyuono menjabat sebagai Waketum Gerindra bidang Buruh dan Ketenagakerjaan.

“Bisa saja AP dianggap kader Gerindra yang pernyataannya banyak merugikan Gerindra. Dan juga sering memuja-muji Jokowi,” ungkap pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin kepada SINDOnews, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.

Atas sebab itu, Ujang menilai kebiasaan Arief Poyuono tersebut tidak terlalu disukai oleh kader-kader Gerindra.

“Akhirnya terpental dari posisi wakil ketua umum Gerindra,” jelas Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) tersebut.

Apalagi selama ini, Arief Poyuono banyak membuat pernyataan yang kontraproduktif bagi partai yang dikomandani Prabowo Subianto tersebut.

“Itu sudah tentu merugikan Gerindra. AP juga sering adu pernyataan dengan kader Gerindra lain seperti Andre Rosiade dan lain-lain,” pungkasnya.

Sebagai informasi, susunan baru kepengurusan Partai Gerindra periode 2020-2025 sudah diumumkan sejak Sabtu, 19 September 2020. Secara jelas, daftar susunan kepengurusan baru itu tidak memuat nama Arief Poyuono dalam deretan Waketum Partai Gerindra periode 2020-2025.***

Sumber
PR CIREBON