Jakarta, HanTer – Puluhan tokoh mendeklarasikan berdirinya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Kehadiran KAMI dinilai sejumlah kalangan sangat diperlukan untuk memperbaiki negeri ini dari keterpurukan.
Analis Politik asal Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menganggap munculnya gerakan atau KAMI merupakan imbas dari tumpulnya barisan oposisi termasuk partai politik oposisi yang tidak bisa diharapkan di DPR. Selain karena kekuatan politik di parlemen minoritas, partai oposisi juga tumpul kalau sudah berhadap-hadapan dengan kepentingan dan jabatan.
“Bangsa ini hampir oleng. Jadi perlu penyelamatan, dan hak rakyat untuk bisa menyalamatkan bangsanya,” papar Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini.
Ujang menyatakan, tumpulnya partai oposisi terlihat pada saat mereka membahas dan menyetujui pimpinan MPR ditambah. Hal yang sama juga tampak ketika revisi Undang-Undang KPK disepakati, serta banyak kesepakatan produk undang-undang lain yang dinilai kurang mengakomodasi aspirasi sebagian besar masyarakat.
Menurutnya, akibat tumpul dan matinya kekuatan partai oposisi, maka wajar jika para tokoh masyarakat berpikir dan bergerak membentuk organisasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Apalagi dalam negara demokrasi juga sah-sah saja munculnya koalisi oposisi sebagai bagian dari gerakan moral untuk menyelamatkan bangsa.
Sudah Rusak
Pengamat politik dari Institute for Strategic and Development (ISDS) Aminudin mengapresiasi sejumlah tokoh yang mendeklarasikan berdirinya KAMI. “Para tokoh senior (yang ada di KAMI) munculah setelah dua gerakan massa revolusioner itu membola salju,” ujar Aminudin kepada Harian Terbit, Senin (3/8/2020).
Aminudin mengakui saat ini kondisi Indonesia sudah rusak parah terkait ekonomi, kedaulatan nasional, hukum dan demokrasi. Oleh karena itu harus ada pihak yang menjembetani kelompok massa kelompok-kelompok massa besar yang pontesi revolusioner, seperti mahasiswa dan buruh untuk merumuskan suatu rumusan dasar tuntutan.
Pemakzulan Jokowi
Sekertaris Jenderal (Sekjen) Gema Puan Maharani Nusantara (GPMN), Dady Palgunadi menilai, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang digagas Din Syamsudin Cs menjadi kontraproduktif bagi kemaslahatan bangsa karena dapat meresahkan masyarakat ditengah pandemi Covid-19 karena mengarah ke impeachment presiden yang konstitusional.
Oleh karena itu pihaknya menyesalkan atas tindakan dan perkataan mantan Ketua PP Din Syamsudin cs sudah sangat kekanak-kanakkan dan membuat bingung masyarakat. “Saya merasa peryataan pak Din Syamsuddin dan rekan-rekannya ini adalah upaya pemakzulan pemerintah Jokowi,” kata Dadi kepada Harian Terbit, Senin (3/8/2020).
Diketahui sejumlah tokoh yang mengatasnamakan perwakilan masyarakat peduli masa depan negara dan bangsa mendeklarasikan berdirinya KAMI, di Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu (2/8/2020) siang.
Para tokoh dan aktivis yang tergabung di KAMI antara lain Din Syamsudin, Abdullah Hehamahua, Rocky Gerung, MS Ka’ban, M Said Didu, Refly Harun, Syahganda Nainggolan, Prof Anthony Kurniawan, Rohmat Wahab, Ahmad Yani, Adhie M Massardi, Moh Jumhur Hidayat, Ichsanudin Noorsy, Hatta Taliwang, Marwan Batubara, Edwin Sukowati, Joko Abdurrahman, Habib Muhsin Al Atas, Tamsil Linrung, Eko Suryo Santjojo, Chusnul Mariyah, dan Sri Bintang Pamungkas.
Din Syamsudin dalam sambutannya mengatakan, kapal besar Indonesia telah goyang dan hampir karam. Untuk itu perlu gerakan menyelamatkan Indonesia, yang berarti menyelamatkan jutaan keluarga karena kepala keluarganya kini tidak bisa lagi bekerja karena kena PHK.
“Menyelamatkan Indonesia adalah menyelamatkan dari oligarkhi, kleptokrasi, korupsi, dan politik dinasti,” kata Din dalam acara tersebut, Minggu (2/8/2020).
Sementara itu, pengamat politik Rocky Gerung mengatakan, pertemuan ini untuk mengadu gagasan dalam upaya mengatasi masalah bangsa. Menurut dia, forum ini bertujuan untuk menyelamatkan Indonesia.
Sumber
HarianTerbit